Minggu, 04 November 2012

Manajemen dan Organisasi




Manajemen

Pengertian dan peranan manajemen

            Manajemen adalah proses atau kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus guna untuk mencapai tujuan organisasional melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian orang dan sumber-sumber daya organisasional lainnya.  Semua organisasi mempunyai orang yang bertanggung jawab terhadap organisasi dalam mencapai sasarannya. Orang ini disebut manajer. Para manajer ini dapat berupa pelatih, konduntukor, eksekutif penjualan yang mungkin lebih menonjol dalam beberapa organisasi daripada yang lain, tetapi tanpa manajemen yang efektif, kemungkinan besar organisasi akan gagal.

Latar belakang sejarah manajemen

Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”.
Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuntukikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tidak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Pembangunan piramida ini tidak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat seperti disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam 4 fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.

Pemikiran Awal Manajemen
Manajemen di Era Manajemen Ilmiah
Manajemen di Era Manusia Sosial
Manajemen di Era moderen

Sebelum abad ke-20, terjadi 2 peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produntukivitas dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kpada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson.
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan sesuatu pekerjaan.” Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kpada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik.
Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan 5 fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan sesuatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi. Bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struntukural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produntukivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924.[9] Follet mengajukan sesuatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi “efektif-efisien”.
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori “penerimaan otoritas” didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.

Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori 5 langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan,
(1)          biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material;
(2)          produntukivitas meningkat;
(3)          market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga;
(4)          profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis;
(5)    jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.

Fungsi dan proses manajemen

            Manajemen didefinisikan dalam empat fungsi spesifik dari manajer, yaitu, perencanaan, pengorganisasian,kepemimpinan, dan pengendalian. Proses adalah cara sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukan kegiatan. Merujuk pada manajemen sebagai suatu proses untuk menekankan bahwa semua manajer, tidak peduli bakat atau keterampilan tertentu mereka, terlibat dalam aktivitas yang saling terkait untuk mencapai sasaran yang mereka inginkan.
1.      Perncanaan
Perencanaan (planning) meliputi antisipasi terhadap trend an penentuan strategi dan ytaktik terbaik untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasional. Salah satu dari sasaran itu adalah untuk menyenangkan pelanggan.
2.      Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) meliputi perncangan struntukur organisasi dan penciptaan kondisi dan sistem dimana setiap orang dan setiap hal bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
3.      Kepemimpinan
Kepemimpinan (leading) berarti menciptakan visi untuk organisasi dan mengkomunikasikan, membimbing, melatih, dan memotivasi orang lain untuk bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
4.      Pengendalian
Pengendalian (controlling) melibatkan penerapan standard yang jelas untuk menentukan apakah sebuah organisasi mengalami kemajuan terhadap tujuan dan sasarannya, member ganjaran kepada orang-orang untuk melakukan pekerjaan yang baik, dan mengambil tindakan korektif jika tidak. Pada dasarnya, pengendalian berartimengukur apakah apa yang sebenarnya terjadi memenuhi organisasi.

Ciri-ciri manajer professional

Ciri-ciri manajemen profesional dalam pengembangan mutu SDM dapat dilihat dari sisi operasional dan  manajerial yakni:
1.      Berbudaya korporat: transparansi, independensi,  responsif, akuntabilitas, dan   kejujuran.
2.      Dukungan manajemen puncak.
3.      Bermanfaat untuk kepentingan internal dan juga eksternal organisasi.
4.      Berorientasi   ke masa depan dengan pendekatan holistik.
5.      Berdimensi jangka panjang dan bersinambung.
6.      Sistem nilai-prinsip efisiensi dan efektivitas.
7.      Dilakukan secara terencana/terprogram. Monitoring dan evaluasi serta umpan balik.
8.      Dilakukan oleh pelaku dan tentunya pimpinan unit yang memiliki:
(a)    kompetensi atau keakhlian dan pengalaman panjang di bidangnya.
(b)   sifat haus pada tantangan-tantangan.
(c)    sikap dan ketrampilan inovatif, kreatif, inisiatif dan efisien.
(d)   integritas tinggi.
(e)    sifat menghargai profesi lain.
(f)    sifat yang selalu siap menghadapi setiap resiko.
(g)   bertanggungjawab atas setiap kata dan perbuatannya.
9.      Penggunaan teknologi tepatguna.
10.  Kepemimpinan dalam membangun komitmen.
11.  Partisipasi aktif semua anggota.
12.  Kerjasama Tim.
13.  Pemberian penghargaan pada tiap karyawan yang berprestasi (kompensasi termasuk peluang pendidikan-pelatihan lanjutan dan promosi karir).
14. Persuasi pada karyawan yang kurang berprestasi untuk menjadi yang terbaik melalui konsultasi-bimbingan dan pendidikan-pelatihan bersinambung

Keterampilan manajemen yang dibutuhkan

Terdapat 3 kaegori keterampilan manajemen yang dibutuhkan, yaitu:
1.     Keterampilan teknis (techinacal skills) melibatkan kemampuan untuk melakukan tugas dalam disiplin tertentu (seperti menjual produk atau mengembangkan peranti lunak) atau departemen tertentu (seperti pemasaran atau sistem informasi)
2.  Keterampilan hubungan manusia (human relation skills) melibatkan komunikasi dan motivasi:; keterampilan ini memungkinkan manajer untuk bekerja melalui dan bersama orang- orang. Keterampilan seperti ini juga meliputi keterampilan yang berhubungan dengan kepemimpinan, bimbingan, pembangunan moral, pendelegasian, pelatihan dan perkembangan, serta bantuan dan dukungan.
3. Keterampilan konseptual (conceptual skills) melibatkan kemampuan untuk menggambarkan organisasi sebagai satu keseluruhan dan hubungan antara berbagai bagiannya. Keterampilan konseptual dibutuhkan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengembangan sistem, analis masalah, pengambilan keputusan, koordinasi, dan pendelegasian.

Organisasi

Definisi organisasi
            Organisasi didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruntukur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. Elemen yang amat mendasar dalam organisasi apapun adalah sasaran atau tujuan. Sasaran adalah suatu tujuan yang diusahakan untuk dicapai oleh suatu organisasi. Sasaran dapat bervariasi. Tanpa suatu sasaran tidak ada organisasi yang perlu untuk tetap dipertahankan. Semua organisasi juga mempunyai beberapa program atau metode untuk mencapai sasaran, yaitu rencana. Dalam suatu organisasi rencana harus selalu dikerjakan, karena tanpa ada rencana suatu organisasi tidak dapat bertindak efektif. Organisasi juga harus memiliki dan mengalokasikan sumber daya yang perlu untuk mencapai sasaran.
Pentingnya mengenal organisasi
            Ada tiga alasan pentingnya mengenal organisasi. Alasan itu menyangkut masa lalu, masa kini, dan masa depan, semuanya menunjukkan pengaruh manusia yang bekerja sama dalam organisasi, dibawah bimbingan manajer, lebih banyak hal dapat dicapai.
            Hidup masa kini. Pertama organisasi memberikan kontribusi pada standard kehidupan umat manusia masa kini di seluruh dunia. Kita bergantung pada organisasi untuk mendapatkan makanan sehari-hari, tempat tinggal, pakaian, pengobatan, komunikasi, hiburan, dan pekerjaan.
            Membangun masa depan. Kedua, organisasi membangun masa depan yang lebih baik dan membnatu individu untuk melkukan hal yang sama. Produk dan praktek baru dikembangkan sebagai hasil dari kekuatan kreatif yang dapat muncul kalau manusia bekerja sama dalam organisasi. Organisasi mempunyai dampak postif dan negative terhadap masa depan lingkungan alam, pencegahan dan pengobatan penyakit, dan perang di seluruh dunia.
            Mengingat masa lalu. Ketiga, organisasi membantu menguhubungkan manusia dengan masa lalunya. Oragnisasi dapat dipandang sebagai pola hubungan manusia. Setiap hari pekerjaan yang kita lakuka dengan orang lain menambah sejarah organisasi dan sejarah kita sendiri.
Bentuk-bentuk organisasi
Terdapat empat bentuk organisasi, yaitu:
1)      Organisasi jalur
Organisasi jalur adalah organisasi yang memiliki jalur dua arah langsung untuk tanggung jawab, otoritas, dan komunikasi yang berjalan dari atas ke bawah organisasi, dengan semua orang hanya melapor pada satu supervisor.
2)      Organisasi jalur dan staf
Untuk menimalisasi kerugian dari organisasi jalur yang sederhana, banyak organisasi pada zaman sekaranag memiliki, baik personel jalur mau personel staf. Personel jalur adalah para karyawan yang merupakan bagian dari rantai komando yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasional. Personel staf adalah para karyawan yang menasihati dan membantu personel jalur dalam mecapai tujuan mereka.
3)      Organisasi gaya matriks
Organisasi gaya matriks adalah organisasi yang mengumpulkan para spesialis daari bagian-bagian berbeda organisasi untuk mngerjakan proyek-proyek tertentu, tetapi masih merupakan baguan daari struntukur jalur dan staf.

Prinsip-prinsip organisasi
Untuk dapat menciptakan dan menggerakkan suatu organisasi secara berhasil, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut,
1.      Perumusan tujuan secara jelas. Tujuan menjadi hal mendasar dalam organisasi. Tanpa tujuan, organisasi ibarat kapal yang berlayar tanpa arah, sehingga mudah terombang ambing oleh ombak atau ketidaktentuan.
2.      Setelah tujuan ditetapkan secara tegas, anggota kelompok harus benar-benar memahami dan menjiwai tujuan yang akan dicapai itu. Dengan dipahaminya tujuan-tujuan organisasi dengan baik, maka akan memungkinkan mereka memperoleh pedoman dalam bekerja dan menilai hasil yang telah dicapai. Di samping itu para bawahan dapat bertindak dengan penuh kesadaran, bukan karena terpaksa atau tanpa tujuan.
3.       Adanya pembagian kerja sedemikian rupa. yang dilakukan atas dasar perbedaan kemampuan dan minat anggota organisasi. Tetapi juga harus terkoordinasi dengan baik agar tidak terjadi bekerja sendiri-sendiri tanpa memperhatikan tujuan sebenarnya yang akan dicapai.
4.       Pelimpahan wewenang harus sesuai dengan tanggung jawab.
5.       Penetapan hirarkhi wewenang dari atas sampai ke bawah harus dilakukan secara tegas agar dapat memberikan gambaran pola hubungan kerja yang perlu dipelihara.
6.      Kesatuan arah. Maksudnya semua kegiatan semua sumber yang digunakan dalam organisasi harus mengarah pada tujuan yang sama.
7.      Adanya kesatuan perintah (unity of command). Setiap anggota kelompok hanya memiliki satu pimpinan atau atasan langsung, kepada siapa ia menerima perintah, memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan kegiatannya.
8.  Batas kemampuan pengawasan (span of control). Span of control menggambarkan batas kemampuan seorang pemimpin secara langsung dalam mengawasi bawahannya dengan baik. Karena begitu banyaknya kemungkinan bawahan yang harus diawasi, pemimpin organisasi perlu mengenal karakter mereka dan mengembangkan strategi dasar kepengawasan efektif. Hal ini sangat diperlukan mengingat semakin kompleks dan besar jumlah anggota organisasi, maka transaksi hubungan antar staf dan pimpinan cenderung bertambah besar;
a)      Struntukur organisasi harus disusun sesederhana mungkin, sesuai dengan kebutuhan yang nyata.
b)   Pola dasar organisasi harus relatif permanen. Walaupun fleksi¬bilitas organisasi memang perlu untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan. namun janganlah dijadikan suatu hal yang prinsip. Selama tidak ada hal-hal yang sifatnya memaksa, maka pola dasar organisasi itu hendaknya tidak perlu diubah-ubah.
Keterampilan manajemen yang dibutuhkan
Sama halnya dengan manajemen keterampilan yang dibutuhkan terdiri dari tiga keterampilan yaitu,
1.     Keterampilan teknis (techinacal skills) melibatkan kemampuan untuk melakukan tugas dalam disiplin tertentu (seperti menjual produk atau mengembangkan peranti lunak) atau departemen tertentu (seperti pemasaran atau sistem informasi)
2.  Keterampilan hubungan manusia (human relation skills) melibatkan komunikasi dan motivasi:; keterampilan ini memungkinkan manajer untuk bekerja melalui dan bersama orang- orang. Keterampilan seperti ini juga meliputi keterampilan yang berhubungan dengan kepemimpinan, bimbingan, pembangunan moral, pendelegasian, pelatihan dan perkembangan, serta bantuan dan dukungan.
3. Keterampilan konseptual (conceptual skills) melibatkan kemampuan untuk menggambarkan organisasi sebagai satu keseluruhan dan hubungan antara berbagai bagiannya. Keterampilan konseptual dibutuhkan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengembangan sistem, analis masalah, pengambilan keputusan, koordinasi, dan pendelegasian.

Sebab keberhasilan dan kegagalan organisasi

Sebab keberhasilan organisasi :
1.      Kesatuan pimpinan dan perintah.
2.      Solidaritas yang tinggi.
3.      Pengambilan keputusan yang bijak dan cepat.
4.      Segala sesuatu yang berkaitan dengan masa depan suatu organisasi harus di musyawarahkan.
5.      Menjunjung tinggi nilai tanggung jawab dan disiplin.
6.      Kerja sama yang baik.

Sebab kegagalan organisasi :
1.      Tidak adanya komunikasi yang baik antara anggota organisasi dan pemimpin.
2.      Kekurang kompakan dalam organisasi.
3.      Kurang disiplin.
4.      Tidak bertanggung jawab pada suatu hal yang dikerjakan.
5.      Kerja sama tidak terlalu baik.



Sumber: Stoner, Freeman, Gilbert: Manajemen hal: 6
Nickels. McHugh, McHugh: Pengantar Bisnis hal: 279-282

Jumat, 02 November 2012

Kewiraswastaan dan Bisnis Kecil



Kewiraswastaan, Wiraswasta, dan Wiraswatawan

            Kewiraswastaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor produksi-lahan, tenaga kerja, dan modal, dengan berpikir kreatif dan inovatif serta menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Kewirswataan merupakan fenomena yang terputus-putus, muncul untuk mengawali perubahan dalam proses produksi dan kemudian hilang sampai muncul untuk mengawalil perubahan yang lain. Wiraswastawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain.
            Wiraswasta sendiri merupakan seorang pelopor bisnis baru atau seorang manajer yang mencoba untuk memperbaiki suatu unit organisasi dengan memprakarsai perubahan produk.
            Wiraswastawan adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang baik pada masyarakat, dengan selalu mencari pelanggan lebih banyak dan melayani pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
            Kewirswastaan berbeda dengan manajer. Kewiraswastaan mencakup upaya mengawali perubahan dalam produksi, sedangkan manajemen mencakup koordinasi proses produksi yang sudah berjalan.
Kewiraswastaan mempunyai beberapa arti penting antara lain:
a.            Meningkatkan produktivitas
Seorang wiraswastawan dituntut untuk selalu kreatif dan menggunakan metode-metode baru yang dapat meningkatkan produktivitas.
b.           Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menciptakan pekerjaan
Dengan usaha yang dibukanya seorang wirasawstawan berarti membuka/menciptakan kesempatan kerja bagi orang lain dan tidak langsung bias meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
c.            Menciptakan teknologi baru dan menciptakan produk dan jasa baru
Banyak wiraswastawan yang membuka peluang baru dengan menciptakan produk atau jasa baru. Apabila ternyata masih mempertahankan produk lama, produk tersebut sudah disempurnakan atau diperbaiki.
d.           Mendorong inovasi
Meskipun biasanya mereka tidak menciptakan sesuatu yang baru, tetapi mereka dapat mengembangkan metode atau produk yang inovatif.
e.            Membantu organisasi bisnis yang besar
Biasanya perusahaan besar dalam pemenuhan bahan baku sering kali diperoleh dari perusahaan yang lebih kecil sebagai supliernya.

Unsur-unsur kewiraswastaan:

·         Memerintah diri. Maksud dari memerintah diri disini adalah kita sebagai para wiraswastawan harus sepenuhnya nyaman dan sepenuhnya berdisiplin diri meskipun kita adalah atasan kita sendiri. Para wiraswatawan akan bertangggung jawab untuk keberhasilan atau kegagalan.
·         Memeilhara diri. Kita harus percaya pada gagasan sendiri meskipun tidak seorang pun yang percaya, dan mampu memelihara antusiasme kita sendiri.
·         Berorientasi tindakan. Ide bisnis besar saja tidak lah cukup. Hal yang paling penting adalah keinginan membara untuk mewujudkan, mengaktualisasikan, dan membangun mimpi menjadi kenyataan.
·         Penuh semangat. Kita harus secara emosional, mental, dan fisik mampu bekerja lama dan keras
·         Toleran terhadap ketidakpastian. Wirausahawan yang berhasil hanya mengambil resiko yang diperhitungkan (jika mereka dapat mengatasinya). Akan tetapi, mereka harus menanggung sejumlah resiko.

Perusahaan Kecil dalam Lingkungan Perusahaan

            Bisnis kecil yaitu bisnis yang dimiliki dan dioperasikan secara independen, tidak dominan dalam bidang operasinya, dan memenuhi standarn ukuran tertentu dalam hal jumlah karyawan atau penerimaan tahunan.
            Seperempat dari bisnis kecil menyatakan “kurangnya pekerja yang memenuhi syarat” sebagai salah satu rintanbgan terbesar mereka untuk tumbuh. Selain untuk memberikan kesempatan pekerjaan, perusahaan kecil percaya bahwa mereka menawarkan keuntungan lain yang tidak ditawarkan perusahaan besar. Pemilik dari bisnis kecil melaporkan bahwa keuntungan terbesar mereka dibandingkan perusahaan besar adalah pelanggan mereka yang lebih personal dan kemampuan mereka untuk merespon kesempatan dengan cepat.

Perkembangan Franchising di Indonesia

            Pada dasarnya, perjanjian waralaba merupaka sebuah perjanjian dimana seseorang dengan ide bagus untuk bisnis menjual hak untuk menggunakan nama nbisnis tersebut dan untuk menjual produk atau jasa kepada orang lain dalam sebuah territorial tertentu. Pewaralaba adalah sebuah perusahaan yang mengembangkan sebuah konsep produk dan menjual kepada orang lain untuk membuat dan menjual produk tersebut.
            Waralaba sendiri mempunyai arti yaitu hak untuk menggunakan nama bisnis tertentu dan menjual produk atau jasanya dalam sebuah territorial tertentu. Orang yang membeli waralaba disebut terwaralaba. 

Perkembangan waralaba di Indonesia saat ini dan di masa mendatang mempunyai prospek yang baik dan semakin pesat kemajuannya, karena dapat memberikan manfaat bagi Franchisor dan Franchiseenya maupun bagi konsumen (mendapatkan jaminan produk yang bermutu), menyediakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja yang baru bagi angkatan kerja Indonesia. Disamping itu usaha Waralaba dapat pula memperluas sarana dan akses pasar bagi para produk-produk dan jasa Indonesia.
Dari waktu ke waktu terjadi peningkatan jumlah usaha waralaba dengan lisensi asing di Indonesia, karena dikenal dengan tingkat sukses mencapai 90% sehingga dinilai dapat memberikan manfaat-manfaat positif seperti, perolehan laba yang lebih besar daripada usaha dagang biasa, mempercepat alih teknologi, memperbesar peluang usaha, dan memperluas kesempatan kerja.
Pengembangan usaha menggunakan sistem waralaba dapat mendorong berkembangnya spesialisasi dan modernisasi usaha tradisional, menumbuhkan kreativitas dalam mengembangkan inovasi berusaha, sehingga pada gilirannya akan membuka akses pasar yang lebih luas bagi produksi barang dan jasa di Indonesia, dan dapat meningkatkan efisiensi usaha, disribusi, serta nilai tambah dalam aktivitas produksi nasional.
Bidang usaha atau jenis usaha yang dapat diwaralabakan akan mencakup bidang yang luas, baik barang maupun jasa. Bidang-bidang usaha atau jenis usaha yang potensial dikembangkan dengan sistem waralaba antara lain restoran, makanan cepat saji, eceran, hotel, properti, percetakan dan fotocopy, pusat kebugaran, salon mobil dan perbengkelan, salon kecantikan dan lain-lain. Tetapi sedikit pengusaha yang berani merawalabakan usahanya, karena kekurangan akan bisnis waralaba ini. Disamping itu mereka juga tidak ingin sukses usahanya atau resep suksesnya diketahui orang lain, walaupun risiko-risiko seperti itu semestinya dapat dihindari melalui perlindungan hukum atas paten, hak cipta, merek dan perjanjian yang jelas antara Franchisor dan Franchisee. Franchise yang berkembang di Indonesia, baik Franchise lokal maupun asing dapat diberikan contoh sebagai berikut :

Franchising lokal, misalnya :
-                    Fast Food
Contohnya : Ayam goreng Ny Tanzil, California Fried Chicken, Beef Bowl, Isabento.
-                    Restaurant/cafe/bar
Contohnya : Ayam Goreng Mbok Berek, Ayam Goreng Ny.Suharti, Kurumaya, Es teler 77, Delly joy, King Fried Chicken dan steak, Laura Arfura, Mie Tek Tek.
-                    Pizza/es krim/donut/cakes
Contohnya : Holland Bakery, Croisant de France, Nila Chandra Cake.

Franchising asing, misalnya :
-                    Fast Food
Contohnya : KFC, Texas Fried Chicken, Mc Donald, A&W, Wendyis, Hoka-Hoka bento, O La La.
-                    Restaurant/cafe/bar
Contohnya : Red Lobster, Panderosa, Sizzler, Hong Bin Lao, Black Angus, Fashion Cafe, Hard Rock, Kenny Rogers.
-                    Pizza/es krim/yogurt/donut
Contohnya : Pizza Hut, Round table pizza. Jolli Bee, Baskin Robins, Dunkin Donuts, Swensens, Yogen Fruzz.
-          Soft Drink
Contohnya : Green spot, Coca Cola,Pepsi Cola, Gatorade, dan lain lain.

Kiat-kiat Memilih Usaha dengan Cara Waralaba
  1. Jangan merasa ragu atau minder saat berhadapan dengan staf  bisnis waralaba. Biarpun mereka berhak menyeleksi Anda, sesungguhnya mereka juga membutuhkan Anda. Karena itu manfaatkan sesi-sesi wawancara dengan mereka untuk menggali habis kondisi usaha waralaba. Mereka boleh menggali informasi seputar kepribadian dan kondisi keuangan investor. Anda pun seharusnya bisa menggali berbagai informasi mendalam tentang perusahaan penyelenggara waralaba.
  2. Coba kenali latar belakang perusahaan atau sang pengusaha, bonafiditas, pengalaman, potensi pasar, peta persaingan, serta keunggulan dan keunikan produk atau sistem mereka. Dari serangan balik wawancara itu Anda bisa meraba sikap mereka. Cara dan sikap ketika menjawab pertanyaan bisa Anda jadikan tolok ukur kultur usaha mereka. Semakin mereka terbuka, semakin baik. Semakin mereka misterius dan tertutup, ya semakin buruk. Ingat, kelak Anda harus saling bertukar informasi dengan mereka. Bayangkan dan perkirakan apakah Anda bisa berkomunikasi secara nyaman dengan mereka kelak?
  3. Jangan segan menyelidiki kondisi keuangan pewaralaba. Kinerja mereka di masa lalu bisa menjadi pantulan prospek usaha Anda di masa depan. Pewaralaba yang baik tak akan segan membagi informasi penting ini. Waralaba yang layak pilih adalah perusahaan yang telah menghasilkan untung selama bertahun-tahun, setidaknya lebih dari 3 tahun. Tanyakan pula kinerja cabang atau gerai milik terwaralaba lama. Apakah mereka untung atau malah gulung tikar. Kalau tutup sebabnya apa, begitu pula kalau sukses resepnya apa. Tak ada salahnya kalau Anda mencoba menggali informasi langsung dari terwaralaba lama yang lebih dulu beroperasi.
  4. Pilihlah brand waralaba yang sudah dikenal masyarakat. Sebagian brand waralaba luar negeri tak dikenal di sini. Tapi, kalau nama mereka cukup terkenal secara Internasional,  layaklah untuk dipertimbangkan. Jadi jangan segan menyelidiki reputasi mereka lewat internet atau kenalan di luar negeri.
  5. Bisnis waralaba bukanlah deposito atau obligasi pemerintah yang berbunga tetap. Karena itu, jangan pertaruhkan seluruh kekayaan Anda pada bisnis yang ingin Anda masuki. Sehebat apa pun waralaba yang hendak Anda ikuti, resiko bisnis tetap ada. Soalnya, ada banyak faktor ekonomi yang tidak berada dalam kendali perusahaan atau pelaku ekonomi mana pun, sehebat apa pun sistem dan keunggulan mereka.
  6. Pelajari dan cermati draf kontrak sebaik-baiknya. Jangan terburu-buru menganggukkan kepala dan berjabat tangan tanda sepakat. Ingat, semua kewajiban dan hak Anda tercatat dalam dokumen kontrak. Jadi, jangan sampai kontrak itu nantinya hanya merugikan Anda.
Jenis-jenis Usaha yang potensial untuk diwaralabakan

Ada beberapa jenis-jenis usaha yang berpotensial untuk diwaralabakan, yaitu sebagai berikut,
·         Jenis Usaha Waralaba Sektor Makanan 
Sektor makanan merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam perputaran omset bisnis waralaba di Indonesia. Karena, kebutuhan akan makanan dan minuman menjadi harga mati setiap orang. Ia menyarankan, masyarakat yang tertarik terjun ke bisnis makanan dan minuman bisa mencoba peluang di usaha es krim, yoghurt, fast-food, atau makanan kecil seperti donat.
·         Jenis Usaha Waralaba Sektor Ritel 
Kontribusi peminat bisnis ritel dalam perputaran bisnis waralaba menduduki peringkat kedua. Kebutuhan masyarakat akan barang sehari hari turut menunjang perkembangan minimarket.
·         Jenis Usaha Waralaba Sektor Jasa 
Peluang usaha yang menarik di sektor ini misalnya bisnis jasa pencucian mobil dan motor, termasuk di antaranya jasa cuci helm. Banyak pihak meyakini, pemulihan ekonomi Indonesia akan mendongkrak pertumbuhan otomotif di Indonesia tahun depan. Ini menjadi berita baik bagi mereka yang ingin berusaha di sektor jasa otomotif.
·         Jenis Usaha Waralaba Sektor Farmasi 
Ketergantungan masyarakat yang begitu tinggi terhadap obat-obatan dan vitamin menjadi penyebab utamanya.
            Data-data tersebut mungkin penting untuk dijadikan pedoman dan pertimbangan sebelum memilih Jenis Usaha waralaba yang akan dibeli, tentunya dengan mempertimbangkan kualitas perusahaan yang menawarkan. Dengan demikian kita bisa Memilih Waralaba Yang benar-benar Menguntungkan
Ciri-ciri Perusahaan Kecil
·         Manajemen berdiri sendiri
·         Modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil
·         Daerah operasinya local
·         Ukuran dalam kesuluruhan relative kecil

 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil 
Bisnis kecil memiliki ciri-ciri skala usaha kecil, padat karya, berbasis sumberdaya lokal dan sumberdaya alam, pelaku banyak, dan menyebar, sehingga dari ciri-ciri tersebut dapat diuraikan beberapa kekuatan dan kelemahan usaha kecil sebagai berikut: 
a)      Skala usaha kecil
Salah satu karakter penting dari usaha kecil adalah skala usahanya yang relatif kecil. Meskipun batas atas kategori usaha kecil adalah dengan omset maksimal 1 miliar, namun dalam kenyataannya sebagian besar usaha kecil justru memiliki omset dibawah 500 juta. Mengacu pada argumentasi bahwa salah satu sumber keunggulan adalah melalui economies of scale, maka akan sulit bagi usaha berskala kecil secara individual untuk bersaing dengan usaha berskala besar dalam suatu aktivitas bisnis yang sama.
b)      Padat karya
Produk usaha berskala kecil pada umumnya sangat padat karya. Kegiatan produksi yang melibatkan banyak tenaga kerja sebagai konsekuensi dari aktivitas yang menghasilkan produk yang berciri hand made. Produk usaha kecil yang bersandar pada keahlian dan keterampilan tangan ini membawa konsekuensi pada kurangnya aspek presisi dan kesulitan untuk distandarisasi. Disamping memiliki kelemahan, aktivitas bisnis yang mengandalkan keterampilan individu tentu juga memiliki keunikan, sehingga mendapat pasar yang tersendiri. Keunikan produk UKM dapat dikembangkan sebagai sumber keungulan menghadapi produk-produk yang berbasis pabrikasi (produk cetak).
c)      Berbasis sumberdaya lokal dan sumberdaya alam.
Salah satu ciri dari orientasi berusaha di kalangan usaha kecil pada umumnya adalah lebih kepada upaya melakukan aktivitas apa yang bisa dilakukan dengan sumberdaya yang ada, ketimbang memproduksi sesuatu yang diminta oleh pasar. Dengan kata lain aktivitas usaha usaha kecil lebih kepada production oriented, memproduksi sebaik mungkin apa yang bisa dilakukan dengan bertumpu pada ketersediaan sumberdaya yang ada. Karakter aktivitas bisnis usaha kecil seperti ini menghasilkan produk-produk unggulan yang komparatif pada masing-masing wilayah. Kebersinambungan usaha yang berbasis sumberdaya alam tentu sangat rentan, manakala usaha kecil terlibat dalam aktivitas produksi yang mengeksploitasi sumberdaya alam yang tidak terbaharui.
d)     Pelaku banyak
Karena hampir tidak ada barrier to entry pada aktivitas bisnis usaha kecil, baik dari aspek teknologi, investasi, manajemen, perlindungan hak intelektual, maka sangat mudah bagi masyarakat untuk masuk ke dalam industri yang digeluti oleh usaha kecil. Sebagai konsekuensinya relatif sangat banyak pelaku bisnis usaha kecil dalam sektor dan kegiatan bisnis tertentu. Di satu sisi struktur usaha seperti ini sangat baik untuk mendorong kompetisi, tetapi di lain pihak usaha kecil sering dihadapkan pada kondisi dimana banyak usaha kecil sebagai produsen menghadapi kekuatan monopsonis.
e)      Menyebar
Aktivitas bisnis usaha kecil dapat dijumpai hampir diseluruh pelosok tanah air serta diberbagai sektor. Dengan demikian, bila usaha kecil dapat mengembangkan jaringan yang efektif, maka konsep global production dapat dipenuhi, karena usaha kecil  mampu menghasilkan produk di mana saja dan memasarkannya ke mana saja serta kapan saja. Dengan kata lain produk usaha kecil yang sejenis sangat mudah diperoleh masyarakat dimana saja dan kapan saja.
Keuntungan perusahaan kecil
Dalam hal keuntungan, perusahaan kecil mempunyai banyak keuntungan yang diantaranya,
1.      Modal minim. Jelas, modal yang dibutuhkan tidak banyak. Berapa banyak? Mungkin dari ratusan ribu sampai ratusan juta masih terhitung usaha kecil. Namun, pendapat saya, kecilnya modal bukan alasan untuk tidak segera ACTION mulai usaha. Seberapa pun modal yang dimiliki, anda bisa segera memulai usaha sendiri. Apalagi di bisnis internet, modal yang kecil bisa dikembang-biakkan sampai mendapatkan income yang sangat besar.
2.    Tahan banting. Usaha kecil memiliki kemampuan untuk bertahan. Terbukti di masa krisis lalu, usaha kecil tetap survive dan mampu membantu menggerakkan ekonomi bangsa. Sifat tahan banting dari usaha kecil ini memang sejalan dengan karakter entrepreneur yang melekat pada diri pemilik usaha.
3.    Cepat ACTION. Sebab anda pemilik usaha kecil, maka tak perlu tunggu lama untuk ambil keputusan. Andalah sang decision maker. Anda pengambil keputusan apa saja yang harus di-ACTION-kan untuk memajukan usaha anda. Kecepatan ACTION itu juga bermanfaat dalam merespon kebutuhan pasar yang terus berubah.
4.    Lebih fokus pada konsumen. Usaha kecil biasanya lebih fokus dalam melayanikonsumen. Mereka kenal siapa pelanggan A, siapa pelanggan B. Karena mengenal pelanggan lebih baik, membuat sebuah usaha kecil juga mampu melayani mereka dengan lebih optimal.
5.    Penuh tantangan. Memulai usaha kecil penuh dengan tantangan. Bukan berarti usaha besar tak ada tantangannya. Tapi usaha kecil dengan segala macam keterbatasannya, mesti berjuang untuk bisa survive. Mesti memikirkan dan melakukan banyak hal, yang terkadang banyak tugas dirangkap oleh pemilik usaha.
6.    Mudah beradaptasi. Karena tidak berhirarki panjang seperti usaha besar, usaha kecil punya kemampuan adaptasi yang tinggi. Kondisi pasar yang berubah, bisa dengan cepat diendus dan diselaraskan dengan usahanya. Inovasi-inovasi baru, sekecil apapun itu, biasanya muncul dalam kondisi tersebut.
7.    Ikut menggerakkan ekonomi masyarakat. Dari menyerap lapangan kerja sampai ikut menggerakkan ekonomi sekitar, usaha kecil berperan penting. Usaha jenis ini menjadi motor pertumbuhan ekonomi di lingkungannya.
8.  Inovasi. Usaha kecil biasanya sarat dengan inovasi dalam mengembangkan bisnisnya. Inovasi itu dilakukan dalam pengembangan produk, pemasaran, atau aspek internalnya. Inovasi juga lebih lebih mudah dilakukan ketimbang di usaha besar yang biasanya memiliki struktur organisasi dan proses kerja yang kompleks.
9.    Fleksibel. Usaha kecil punya sifat fleksibel. Ini membuatnya mampu menyesuaikan dengan kondisi yang sedang terjadi. Daya lentur usaha kecil ini yang membuatnya mampu bertahan dalam persaingan usaha.
10.Kebebasan. Bagi pemilik usaha kecil, kebebasan adalah hal yang paling didambakan. Bebas mengatur bagaimana strategi usahanya, bebas untuk mengambil keputusan terbaik bagi usahanya, serta disertai tanggung jawab untuk menanggung segala resikonya.
                                                                                                                                      
Kelemahan perusahaan kecil
Usaha kecil pun memiliki kelemahan. Diantara kelemahan dari bisnis kecil adalah,
-          Mudah terpengaruh  oleh perubahan situasi
-          Perubahan ekonomi
-          Lokasi yang buruk
-          Berkaitan dengan modal
-          Jaminan pekerjaan terhadap karyawan

Cara-cara mengembangkan usaha kecil

Untuk membantu para wirausahawan agar berhasil ada beberapa fungsi bisnis dalam situasi bisnis kecil, yaitu:
1.      Merencanakan bisnis
2.      Mendanai bisnis
3.      Mengenal pelanggan
4.      Mengelola karyawan
5.      Membuat catatan
Meskipun semua fungsi tersebut penting, baik pada permulaan maupun pada tahap manajemen bisnis , dua fungsi pertama-perencanaan dan pendanaan-merupakan perhatian utama ketika memulai bisnis. Fungsi-fungsi lainnya merupakan inti dari operasi sebenarnya setelah bisnis dimulai.

Kegagalan Perusahaan kecil
Dalam berbisnis tidak dapat dipungkiri bahwa akan selalu ada peluang suatu bisnis dapat hancur. Kegagalan-kegagalan itu pasti tidak luput dari beberapa fakot yang menyebabkan kegagalan tersebut terjadi. Diantara penyebab kegagalan perusahaan kecil, yaitu:
-       Terjun tanpa terlebih dahulu menguji keadaan pada skala kecil
-       Menetapkan harga terlalu rendah atau terlalu tinggi pada barang dan jasa
-       Menaksir terlalu rendah waktu yang dibutuhkan untuk membangun pasar
-       Memulai dengan modal terlalu kecil
-       Tidak membuat kelonggaran untuk mengantisipasi kemunduran dan biaya-biaya yang tak terduga
-       Membeli terlalu banyak dengan kredit
-       Tidak memahami siklus bisnis
-       Memulai dengan modal yang terlalu banyak dan tidak berhati-hati dalam menggunakannya

Perbedaan Antara Kewirausahaan dan Bisnis Kecil
         Kewirausahaan berani mengambil resiko dengan menyatukan berbagai fungsi, produksi dan modal, menerima laba dari nilai pasar yang dihasilkan. Selain itu, usaha kecil sifatnya mencari keuntungan, biasanya dilakukan melalui kegiatan usaha rumahan.


Referensi:
Nickels, McHugh, McHugh: Pengantar Bisnis hal 223-228