Kamis, 06 November 2014

Kos Baru



Semua orang pasti mempunyai cerita yang menyeramkan begitu pun dengan saya. Ini adalah pengalaman saya yang cukup menyeramkan bagi saya.
Selama saya tinggal di Depok, saya tinggal di Kosan. Pertama saya pergi ke Depok untuk daftar ulang saya langsung mencari kos-kosan untuk tempat saya tinggal, akhirnya saya menemukan kosan yang bernama Pondok Ganesha. Pondok Ganesha merupakan kosan yang mewah dan bagus dengan berbagai fasilitas yang bagus juga, tapi dikarena kan saya tidak begitiu nyaman dengan ibu kosnya akhirnya saya memutuskan untuk mencari kosan lain. Saya tinggal di Pondok Ganesha sekitar satu semester, lalu saya pindah ke Golden Stick, yang berlokasi tidak begitu jauh dari Pondok Ganesha. Di Golden Stick saya hanya tinggal sekitar 1 bulan kurang karena saya tidak merasa nyaman dengan kosan tersebut dari mulai perabotan yang kurang bagus dan lingkungan yang kurang baik menurut saya. Akhirnya saya menemukan kosan yang berlokasi di belakang Kampus E Gunadarma, bernama Kost Putri Bunda. Saya merasa sangat nyaman di kosan tersebut, barang-barang yang baru, banyak tempat makan sekitar kosan dan sangat dekat dengan kampus.
Saya pindah sendiri mengurus barang-barang saya sendiri, dan membereskannya sendiri. Pada saat itu kosan bunda masih belum layak untuk ditempati karena masih setengah dibangun, tapi untuk kamar sudah bisa ditempati. Saya adalah orang yang pertama pindah ke Kosan Bunda. Pada hari saya pindah saya tidak tidur di Kosan karena saya harus pulang ke Sukabumi.
Beberapa hari kemudian saya pulang lagi ke Depok karena besoknya saya ada jadwal ngampus. Ketika itu hari jumat, saya pulang sendiri dari Sukabumi menuju Depok. Saya sampai Depok pada pukul 9 malam, setelah sampai saya mandi dan siap-siap untuk tidur. Ketika saya mencoba untuk tidur terdengar suara gaduh dari kamar sebelah, saya kira kamar itu sudah ada yang tinggal ternyata masih kosong, dan ketika saya mencoba untuk tidur lagi ada suara dari luar bawah pintu, suara menggerat pada pintu kamar saya dan suara-suara aneh lainnya, tapi saya tidak menghiraukan suara itu.
Pada keesokan harinya saya pergi kuliah dan pada sore harinya saya pulang lagi ke Sukabumi. Dan pada saat saya pulang lagi ke Depok, Kosan Bunda sedang acara doa bersama atau bisa dibilang syukuran, pengelola di Bunda memanggil ustad dan para santri untuk berdoa bersama di Kosan. Dan ternyata, bukan hanya saya yang merasakan hal-hal aneh tersebut, melainkan orang-orang yang berada di Kosan Bunda pun merasakan hal yang sama.

Kehilangan



Kehilangan. Ya kehilangan adalah salah satu hal terburuk yang pernah dirasakan oleh setiap orang, baik itu kehilangan  barang yang mereka suka, atau kehilangan orang yang mereka sayang. Tapi, pada kenyataannya setiap orang harus merasakan kehilangan itu. Dan saya merasakan bagaimana rasa sakitnya kehilangan orang yang kita sangat sayang dan orang yang paling menyayangi kita di dunia ini.
Pada akhir bulan Oktober saya tidak mendapat kabar satu pun dari ayah saya. Biasanya ia pasti menelfon atau mengrimkan pesan singkat kepada saya setiap harinya, tapi ini tak ada sama sekali kabar yang ia berikan, saya mulai berprasangka buruk, karena dulu ketika ayah saya sakit di Jakarta ia tidak memberikan kabar sama sekali dan tidak bisa memberikan kabar, karena posisi ayah saya yang sedang bersama istri pertamanya. Tapi biasanya seminggu setelah dia sakit dia pasti memberi kabar, tapi ini sudah sebulan ia tak memberi kabar apapun kepada saya maupun ibu saya.
Pada hari sabtu malam, sangat tumben sekali saya online di facebook saya. Lalu, sepupu dari keluarga ayah saya memberi pesan kalau ayahnya (om saya dari keluarga ayah saya) meminta no hp saya. Lalu, om saya menelfon dan mengabari kalau ayah saya sedang sakit tapi keadannya sudah membaik. Beberapa minggu berlalu, pada saat itu hari kamis tanggal 21 November 2013 sekitar jam 10 pagi ada telfon dari ayah saya, saya merasa lega ayah saya sudah bisa memberi kabaar pada saya, tapi, saya heran, ayah saya tidak pernah menelfon sepagi itu. Ketika saya angkat ternyata itu buka ayah saya, itu adalah menantu dari ayah saya yang bernama Hengky ia memberi tahu saya supaya saya pergi ke RS. Grha Kedoya di daerah jalan panjang di Jakarta Barat, seketika itu saya sendiri langsung pergi ke rumah sakit menggunakan taksi. Sesaimpainnya di lobby rumah sakit saya melihat dua orang peremuan berparas cantik sedang mengopi di Old Town, mereka pun berbalik melihat saya. Lalu saya duduk di lobby dan datanglah om saya, yang sudah saya kenal sebelumnya, lalu om saya memperkenalkan anak-anak papa saya yang pertama dan ketiga yang nyatanya adalah perempuan yang tadi. Lalu saya bersalaman dengan mereka da mereka mengajak saya untuk melihat ayah saya di UGD dan ternyata sudah dipindahkan ke ruang ICU. Di depan ruang ICU ternyata kami tidak dipernankan masuk sebelum jam 7 malam, disana saya bertemu dengan istri ayah saya yang terlihat sangat sedih. Lalu saya dan anak-anak ayah saya kebawah untuk makan siang disana ada semua anak ayah saya, dari yang pertama sampai yang terakhir. Kami mengobrol dan mereka memberi tahu ini dan itu. Beberapa hari kemudian hubungan kami semakin membaik.
Pada hari Minggu tanggal 24 November 2013 akhirnya hari terburuk itu datang. Ayah saya menghembuskan nafas terakhirnya, itu merupaka hari terburuk yang pernah saya alami, saya langsung menghubungi ibu saya di Sukabumi, dan saya yakin dia pun pasti sedihnya dengan saya. Saya sangat sedih orang yang sangat saya cintai di dunia ini dan orang yang mencintai saya telah pergi. Saya yakin kalau tidak ada orang yang bisa mencintai setulus itu selain ayah dan ibu saya.

Tentang Citra Wulandari



Halo, nama saya Citra Wulandari, saya dilahirkan di Sukabumi pada tanggal 19 September 1995. Saya merupakan anak tunggal dari hasil pernikahan orang tua saya. Ayah saya bernama alm. Joe Ruslan Moch. Siddik dan ibu saya bernama R. Ani Saloma Wiradiredja. Saya sangat menyayangi mereka, karena saya tahu mereka menyayangi saya lebih dari apapun di dunia ini. Sebenarnya saya memiliki 4 orang kakak perempuan, 3 kakak perempuan tertua saya merupakan anak hasil pernikahan dari ayah saya dengan istri pertamanya, dan kakak saya yang terakhir merupakan anak dari hasil pernikahan ibu saya dengan suaminya yang sebelumnya. Meskipun mereka bukan kakak kandung seibu dan sebapa saya, tapi kami saling menyayangi satu sama lain seperti halnya saudara kandung.
Ayah saya lahir di Jakarta, ia turunan cina dan jepang, itulah kenapa saya memiliki kulit putih dan berwajah oriental. Ayah saya bekerja sebagai wiraswata, ia mempunyai toko batu permata di Gajah Mada Plaza. Ia adalah ayah yang sangat baik,  saya merasa sangat beruntung memiliki ayah seperti ayah saya. Ia adalah ayah terbaik yang saya tahu di dunia ini. Ia sangat menyayangi anak-anaknya dan memperlakukan anak-anaknya dengan sangat baik. Itulah mengapa anak-anaknya selalu merasa ingin membahagiakannya dan ingin ia merasa bangga terhadap anak-anaknya.
Ibu saya lahir di Palembang, meskipun ia lahir di Palembang ia tetap berdarah sunda. Ibu saya adalah orang yang baik dan tegas. Ia sangat sayang pada anak-anaknya. Ia memiliki wajah yang cantik, kulit putih, dan badan yang mungil. Ketika ia bernyanyi orang pasti akan mengira bahwa ia adalah seorang penyanyi karena suaranya yang merdu.
Di Sukabumi saya tinggal bersama ibu saya dan nenek saya. Tapi untuk sekarang saya tinggal sendiri di Depok untuk kuliah. Hidup saya seakan berbalik 180 derajat ketika saya hidup sendiri. Saya melakukan apa-apa sendiri dan melakukan hal-hal yang tak pernah saya lakukan selama saya tinggal dengan ibu saya, seperti, mengepel, mencuci pakaian sendiri, dan masih banyak hal-hal yang jarang saya lakukan di rumah saya lakukan ketika saya tinggal sendiri.
Saya merupakan anak yang sangat suka berdiam diri di rumah. Pada umunya anak remaja pada waktu SMA sering keluar malam dan nongkrong bersama teman-temannya, tapi saya pada waktu SMA tidak ada keinginan sekali pun untuk keluar malam atau nongkrong bersama teman-teman, walaupun di malam minggu, saya lebih senang berada di rumah bermain komputer atau menonton dvd. Orang mungkin akan bilang saya kuper pada saat itu, tapi ya apa mau dikata saya memang tidak menyukai pergi dan nongkrong di malam hari kecuali bersama keluarga saya.
Banyak orang yang bilang kalau saya itu adalah orang yang sombong, yang pada kenyataannya tidak sama sekali, bahkan pacar saya pun pertama melihat saya mengira saya adalah orang yang judes, sombong, dan tidak menarik, tapi pada kenyataannya dia sangat senang dekat dengan saya karena saya adalah orang yang enak diajak ngobrol, pintar bersosialisasi, dan humoris.