Minggu, 04 November 2012

Pemasaran


Pengertian pasar dan pemasaran

Secara sempit pasar diartikan sebagai suatu tempat dimana bertemunya antara penjul dan pembeli yang bertujuan untuk melakukan transaksi jual beli. Dan diartikan secara luasnya pasar diartikan sebagai tempat bertemunya penjual yang diamana mempunyai kemampuan untuk menjual barang atau jasa dan pembeli lah yang melakukan uang untuk membeli barang dengan harga tertentu.
Pemasaran sendiri diartikan sebagai sautu proses sosial dan majerial yang didalamnya terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan yang diinginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mepertukakarkan produk yang bernilai dengan pihak lain dan bertujuan untuk memberi kepuasan terhadap pihak lain. Dengan pemasaran perusahaan berusaha menghasilkan laba dari penjualan barang dan jasa yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pembeli. Disinilah peran manajer pemasaran dibutuhkan.

Jenis-jenis pasar

Dalam ilmu ekonomi pasar dibedakan menurut waktu, tempat, bentuk, jenis, dan menurut banyanya penjual dan pembeli.
a)      Macam-macam pasar menurut waktunya:
1.   Pasar harian
Yaitu tempat pertemuan pejual dan pembeli yang berlangsung setiap hari.
2.   Pasar mingguan
Yaitu tempat pertemuan penjual dan pembeli yang berlangsung sekali dalam seminggu.
3.    Pasar bulanan
Yaitu tempat bertemunya penjual dan pembeli sekali dalam sebulan.
4.    Pasar tahunan
Tempat bertemunya penjual dan pembeli yang terjadi sekali dalam setahun. Contohnya Jakarta Fair, Surabaya fair, Tokyo Fair dan lain-lain.
b)      Macam-macam pasar menurut tempatnya:
1.   Pasar setempat
Yaitu pasar yang menyediakan kebutuhan barang konsumen setempat.
2.    Pasar daerah
Yaitu pasar yang melayani para pedegang menengah untuk daerah sekitar.
3.   Pasar nasional
Yaitu pasar yang memperdagangkan barang industry dalam negeri.
4.   Pasar internasional
Yaitu pasar yang memperdagangkan barang industry dalam negeri.
c)      Macam-macam pasar menurut bentuknya
1.    Pasar kongkret atau nyata
Yaitu pasar yang menyediakan barang sehingga penjual dan pembeli langsung melakukan transaksi. Missal pasar sayur, pasar buah dsb
2.    Pasar abstrak
Yaitu pasar yang memerdagangkan barang berdasarkan contoh dan kualitas barang yang telah ditentukan. COntoh bursa efek Jakarta, bursa efek Tokyo dan lain-lain
d)     Macam-macam pasar menurut jenisnya
1.   Pasar sempura
Yaitu pasar tempat penjual dan pembeli saling mengetahui harga
2.   Pasar tidak sempurna
Yaitu pasar yang didalamnya penjual dan pembeli kurang ada kebebasan dalam menentukan harga permintaan dan penawaran.
e)      Macam-macam pasar menurut banyaknya penjual dan pembeli
1.   Pasar monopoli
2.   Pasar monopsoni
3.   Pasar dalam keadaan persaingan
4.   Pasar dalam keadaan persaingan monopolitis

Konsep-konsep inti pemasaran

Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasaan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.   
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi yaitu : konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan, konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin, karena konsumen dianggap akan menerima produk yang tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri – ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien dibandingkan para pesaing.
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan efisien daripasda para pesaing dengan tetap melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif berupaya memahami semua faktor- faktor lingkungan yang mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis yang mantap. tujuan akhirnya adalah berupaya untuk memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan.

Manajemen pemasaran

Pada dasarnya manajemen itu terdiri atas perancangan dan pelaksanaan rencana-rencana. Dalam membuat suatu perencanaan, dibutuhkan kemampuan untuk membuat strategi dan rencana. Untuk rencana jangka panjang maka dibutuhkan waktu yang lebih banyak. Sedangkan untuk pelaksanaan rencana tersebut, dia harus mendelegasikan keputusan-keputusannya yang rutin dilakukan setiap hari kepada para bawahan.
Secara umum manajemen mempunyai tiga tugas pokok, yaitu :
1.      Mempersiapkan rencana/strategi umum bagi perusahaan
2.      Melaksanakan rencana tersebut
3.  Mengadakan evaluasi, menganalisa dan mengawasi rencana tersebut dalam pelaksanaannya. (untuk mengukur hasil dan penyimpangannya serta untuk mengendalikan aktivitas).
Sehingga yang dimaksud dengan manajemen pemasaran, adalah enganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang ditujukan untuk mengadakan pertukaran dengan pasar yang dituju untuk mencapai tujuan organisasi.
            Untuk membuat suatu rencana, fungsi penganalisaan sangat penting agar rencana yang dibuat dapat lebih matang dan tepat. Penerapan merupakan kegiatan untuk menjalankan rencana. Fungsi pengawasan adalah untuk mengendalikan segala macam aktivitas agar tidak terjadi penyimpangan.
Ada 8 keadaam permintaan, yaitu:
1. Permintaan negative yaitu dimana konsumen tak suka produk dan mungkin berusaha menghindarinya.
2.    Tak ada permintaan merupakan situasi dimana konsumen mungkin tak sadar akan produk atau tidak tertarik pada produk.
3.    Permintaan laten, konsumen mungkin mempunyai kebutuhan yang kuat yang tidak bisa dipenuhi oleh produk yang ada.
4.  Permintaan menurun, situasi ini dimana konsumen mulai jarang membeli produk atau tidak membeli sama sekali.
5. Permintaan tak teratur, konsumen membeli secara musiman, mingguan, bulanan, harian atau bahkan jam-jaman.
6.    Permintaan penuh, konsumen membeli semua produk yang dilempar ke pasar.
7.    Permintaan berlimpah, konsumen bersedia membeli produk lebih banyak dari produk yang ada.
8.    Permintaan tak sehat, konsumen mungkin tertarik pada produk yang memiliki konsekwensi social yang tidak diinginkan.

Buruan pemasaran

1.     Product (produk) adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada masyarakat untuk dilihat, dipegang, dibeli atau dikonsumsi. Produk dapat terdiri dari product variety, quality, design, feature, brand name, packaging, sizes, services, warranties, and returns.
2.      Price (harga), yaitu sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau mengganti hal milik produk. Harga meliputi last price, discount, allowance, payment period, credit terms, and retail price.
3.     Place (tempat), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran. Tempat meliputi antara lain channels, coverage, assortments, locations, inventory, and transport.
4.     Promotion (promosi), yaitu berbagai kegiatan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan memperkenalkan produk pada pasar sasaran. Variabel promosi meliputi antara lain sales promotion, advertising, sales force, public relation, and direct marketing.
Variabel promosi atau yang lazim disebut bauran komunikasi pemasaran:
a)      Advertising, yaitu semua bentuk presentasi nonpersonal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran.
b)      Sales promotion, yaitu insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau pembelian produk dan jasa.
c)      Public relations and publicity, yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan/atau melindungi citra perusahaan atau produk individual yang dihasilkan.
d)     Personal selling, yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan melakukan penjualan.
e)      Direct marketing, yaitu melakukan komunikasi pemasaran secara langsung untuk mendapatkan respon dari pelanggan dan calon tertentu, yang dapat dilakukan dengan menggunakan surat, telepon, dan alat penghubung nonpersonal lain.

Tujuan sistem pemasaran

Sistem pemasaran merupakan kumpulan lembaga-lembaga yang melakukan tugas pemasaran, barang, jasa, ide, orang dan faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh, dan membentuk serta mempengaruhi hubungan perusahaan dengan pasarnya.
Tujuan dari sistem pemasaran sendiri yaitu:
-       Meniadakan ketidakpastian masa datang bila ada perubahan- perubahan karena situasi dan kondisi perusahaan maupun diluar perusahaan maupun diluar perusahaan tidak menentu.
-       Karena tujuan organisasi sudah difokuskan maka dengan perencanaan akan menghindari adanya penyimpangan tujuan.
-       Reancana walaupun mahal tetapi ekonomis karena segala kegiatan telah terfokuskan dengan segala biaya- biayanya.
Rencana pemasaran terinci diperlukan untuk setiap bisnis, produk atau merk.

Pendekatan dalam mempelajari pemasaran
Dalam mempelajari pemasaran tedapat beberapa pendekatan, yaitu:
·      Pendekatan Seba Fungsi adalah pendekatan dari semua kegiatan pokok pemasaran, yaitu: pembelian, pengangkutan, penjualan, penyimpanan, pembelanjaan, penanggungan resiko, standarnisasi dan grading, pengumpulan informasi pasar.
·        Pendekatan Serba Lembaga adalah pendekatan yang melihat dari lembaga tau organisasi yang terlibat dalam pemasaran, contohnya: produsen, suplier, perantara dagang dsb.
·        Pendekatan Serba barang atau pendeketan organisasi industri adalah sebuah studi tentang bagaimana barang berpindah dari produsen ke konsumen industri .
·        Pendekatan Serba Manajemen studi yang mtelihat dari pendapat manajer serta keputusan yang diambil.



Referensi: 

Manajemen dan Organisasi




Manajemen

Pengertian dan peranan manajemen

            Manajemen adalah proses atau kebiasaan yang dilakukan secara sadar dan terus menerus guna untuk mencapai tujuan organisasional melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian orang dan sumber-sumber daya organisasional lainnya.  Semua organisasi mempunyai orang yang bertanggung jawab terhadap organisasi dalam mencapai sasarannya. Orang ini disebut manajer. Para manajer ini dapat berupa pelatih, konduntukor, eksekutif penjualan yang mungkin lebih menonjol dalam beberapa organisasi daripada yang lain, tetapi tanpa manajemen yang efektif, kemungkinan besar organisasi akan gagal.

Latar belakang sejarah manajemen

Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang berati “tangan”.
Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuntukikan dengan adanya piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun. Piramida Giza tidak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang yang merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Pembangunan piramida ini tidak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.
Praktik-praktik manajemen lainnya dapat seperti disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.
Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam 4 fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.

Pemikiran Awal Manajemen
Manajemen di Era Manajemen Ilmiah
Manajemen di Era Manusia Sosial
Manajemen di Era moderen

Sebelum abad ke-20, terjadi 2 peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produntukivitas dengan meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja,menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas, dan menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.
Peristiwa penting kedua yang memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kpada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson.
Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Dalam bukunya itu, Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah adalah “penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan sesuatu pekerjaan.” Beberapa penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori manajemen modern.
Henry Gantt yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale Steel Company menggagas ide bahwa seharusnya seorang mampu mandor memberi pendidikan kpada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol pekerjaan.
Manajemen ilmiah kemudian dikembangkan lebih jauh oleh pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth. Keluarga Gilbreth berhasil menciptakan micromotion yang dapat mencatat setiap gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan setiap gerakan tersebut.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang baik.
Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan 5 fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan.
Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan sesuatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi. Bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk “birokrasi yang ideal” itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struntukural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan “Sains Manajemen”, mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: “Konsep Korporasi” (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

Era manusia sosial ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran manajemen di akhir era manajemen ilmiah. Mahzab perilaku tidak mendapatkan pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western Electric Company Works di Cicero, Illenois. Kajian ini awalnya bertujuan mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap produntukivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.
Kontribusi lainnya datang dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku berjudul Creative Experience pada tahun 1924.[9] Follet mengajukan sesuatu filosifi bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian, manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan lawan.
Pada tahun 1938, Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi “efektif-efisien”.
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori “penerimaan otoritas” didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.

Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904).
Deming, orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori 5 langkah reaksi berantai. Ia berpendapat bila kualitas dapat ditingkatkan,
(1)          biaya akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan, minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan material;
(2)          produntukivitas meningkat;
(3)          market share meningkat karena peningkatan kualitas dan harga;
(4)          profitabilitas perusahaan peningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis;
(5)    jumlah pekerjaan meningkat. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.

Fungsi dan proses manajemen

            Manajemen didefinisikan dalam empat fungsi spesifik dari manajer, yaitu, perencanaan, pengorganisasian,kepemimpinan, dan pengendalian. Proses adalah cara sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukan kegiatan. Merujuk pada manajemen sebagai suatu proses untuk menekankan bahwa semua manajer, tidak peduli bakat atau keterampilan tertentu mereka, terlibat dalam aktivitas yang saling terkait untuk mencapai sasaran yang mereka inginkan.
1.      Perncanaan
Perencanaan (planning) meliputi antisipasi terhadap trend an penentuan strategi dan ytaktik terbaik untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasional. Salah satu dari sasaran itu adalah untuk menyenangkan pelanggan.
2.      Pengorganisasian
Pengorganisasian (organizing) meliputi perncangan struntukur organisasi dan penciptaan kondisi dan sistem dimana setiap orang dan setiap hal bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
3.      Kepemimpinan
Kepemimpinan (leading) berarti menciptakan visi untuk organisasi dan mengkomunikasikan, membimbing, melatih, dan memotivasi orang lain untuk bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
4.      Pengendalian
Pengendalian (controlling) melibatkan penerapan standard yang jelas untuk menentukan apakah sebuah organisasi mengalami kemajuan terhadap tujuan dan sasarannya, member ganjaran kepada orang-orang untuk melakukan pekerjaan yang baik, dan mengambil tindakan korektif jika tidak. Pada dasarnya, pengendalian berartimengukur apakah apa yang sebenarnya terjadi memenuhi organisasi.

Ciri-ciri manajer professional

Ciri-ciri manajemen profesional dalam pengembangan mutu SDM dapat dilihat dari sisi operasional dan  manajerial yakni:
1.      Berbudaya korporat: transparansi, independensi,  responsif, akuntabilitas, dan   kejujuran.
2.      Dukungan manajemen puncak.
3.      Bermanfaat untuk kepentingan internal dan juga eksternal organisasi.
4.      Berorientasi   ke masa depan dengan pendekatan holistik.
5.      Berdimensi jangka panjang dan bersinambung.
6.      Sistem nilai-prinsip efisiensi dan efektivitas.
7.      Dilakukan secara terencana/terprogram. Monitoring dan evaluasi serta umpan balik.
8.      Dilakukan oleh pelaku dan tentunya pimpinan unit yang memiliki:
(a)    kompetensi atau keakhlian dan pengalaman panjang di bidangnya.
(b)   sifat haus pada tantangan-tantangan.
(c)    sikap dan ketrampilan inovatif, kreatif, inisiatif dan efisien.
(d)   integritas tinggi.
(e)    sifat menghargai profesi lain.
(f)    sifat yang selalu siap menghadapi setiap resiko.
(g)   bertanggungjawab atas setiap kata dan perbuatannya.
9.      Penggunaan teknologi tepatguna.
10.  Kepemimpinan dalam membangun komitmen.
11.  Partisipasi aktif semua anggota.
12.  Kerjasama Tim.
13.  Pemberian penghargaan pada tiap karyawan yang berprestasi (kompensasi termasuk peluang pendidikan-pelatihan lanjutan dan promosi karir).
14. Persuasi pada karyawan yang kurang berprestasi untuk menjadi yang terbaik melalui konsultasi-bimbingan dan pendidikan-pelatihan bersinambung

Keterampilan manajemen yang dibutuhkan

Terdapat 3 kaegori keterampilan manajemen yang dibutuhkan, yaitu:
1.     Keterampilan teknis (techinacal skills) melibatkan kemampuan untuk melakukan tugas dalam disiplin tertentu (seperti menjual produk atau mengembangkan peranti lunak) atau departemen tertentu (seperti pemasaran atau sistem informasi)
2.  Keterampilan hubungan manusia (human relation skills) melibatkan komunikasi dan motivasi:; keterampilan ini memungkinkan manajer untuk bekerja melalui dan bersama orang- orang. Keterampilan seperti ini juga meliputi keterampilan yang berhubungan dengan kepemimpinan, bimbingan, pembangunan moral, pendelegasian, pelatihan dan perkembangan, serta bantuan dan dukungan.
3. Keterampilan konseptual (conceptual skills) melibatkan kemampuan untuk menggambarkan organisasi sebagai satu keseluruhan dan hubungan antara berbagai bagiannya. Keterampilan konseptual dibutuhkan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengembangan sistem, analis masalah, pengambilan keputusan, koordinasi, dan pendelegasian.

Organisasi

Definisi organisasi
            Organisasi didefinisikan sebagai dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruntukur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran. Elemen yang amat mendasar dalam organisasi apapun adalah sasaran atau tujuan. Sasaran adalah suatu tujuan yang diusahakan untuk dicapai oleh suatu organisasi. Sasaran dapat bervariasi. Tanpa suatu sasaran tidak ada organisasi yang perlu untuk tetap dipertahankan. Semua organisasi juga mempunyai beberapa program atau metode untuk mencapai sasaran, yaitu rencana. Dalam suatu organisasi rencana harus selalu dikerjakan, karena tanpa ada rencana suatu organisasi tidak dapat bertindak efektif. Organisasi juga harus memiliki dan mengalokasikan sumber daya yang perlu untuk mencapai sasaran.
Pentingnya mengenal organisasi
            Ada tiga alasan pentingnya mengenal organisasi. Alasan itu menyangkut masa lalu, masa kini, dan masa depan, semuanya menunjukkan pengaruh manusia yang bekerja sama dalam organisasi, dibawah bimbingan manajer, lebih banyak hal dapat dicapai.
            Hidup masa kini. Pertama organisasi memberikan kontribusi pada standard kehidupan umat manusia masa kini di seluruh dunia. Kita bergantung pada organisasi untuk mendapatkan makanan sehari-hari, tempat tinggal, pakaian, pengobatan, komunikasi, hiburan, dan pekerjaan.
            Membangun masa depan. Kedua, organisasi membangun masa depan yang lebih baik dan membnatu individu untuk melkukan hal yang sama. Produk dan praktek baru dikembangkan sebagai hasil dari kekuatan kreatif yang dapat muncul kalau manusia bekerja sama dalam organisasi. Organisasi mempunyai dampak postif dan negative terhadap masa depan lingkungan alam, pencegahan dan pengobatan penyakit, dan perang di seluruh dunia.
            Mengingat masa lalu. Ketiga, organisasi membantu menguhubungkan manusia dengan masa lalunya. Oragnisasi dapat dipandang sebagai pola hubungan manusia. Setiap hari pekerjaan yang kita lakuka dengan orang lain menambah sejarah organisasi dan sejarah kita sendiri.
Bentuk-bentuk organisasi
Terdapat empat bentuk organisasi, yaitu:
1)      Organisasi jalur
Organisasi jalur adalah organisasi yang memiliki jalur dua arah langsung untuk tanggung jawab, otoritas, dan komunikasi yang berjalan dari atas ke bawah organisasi, dengan semua orang hanya melapor pada satu supervisor.
2)      Organisasi jalur dan staf
Untuk menimalisasi kerugian dari organisasi jalur yang sederhana, banyak organisasi pada zaman sekaranag memiliki, baik personel jalur mau personel staf. Personel jalur adalah para karyawan yang merupakan bagian dari rantai komando yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasional. Personel staf adalah para karyawan yang menasihati dan membantu personel jalur dalam mecapai tujuan mereka.
3)      Organisasi gaya matriks
Organisasi gaya matriks adalah organisasi yang mengumpulkan para spesialis daari bagian-bagian berbeda organisasi untuk mngerjakan proyek-proyek tertentu, tetapi masih merupakan baguan daari struntukur jalur dan staf.

Prinsip-prinsip organisasi
Untuk dapat menciptakan dan menggerakkan suatu organisasi secara berhasil, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut,
1.      Perumusan tujuan secara jelas. Tujuan menjadi hal mendasar dalam organisasi. Tanpa tujuan, organisasi ibarat kapal yang berlayar tanpa arah, sehingga mudah terombang ambing oleh ombak atau ketidaktentuan.
2.      Setelah tujuan ditetapkan secara tegas, anggota kelompok harus benar-benar memahami dan menjiwai tujuan yang akan dicapai itu. Dengan dipahaminya tujuan-tujuan organisasi dengan baik, maka akan memungkinkan mereka memperoleh pedoman dalam bekerja dan menilai hasil yang telah dicapai. Di samping itu para bawahan dapat bertindak dengan penuh kesadaran, bukan karena terpaksa atau tanpa tujuan.
3.       Adanya pembagian kerja sedemikian rupa. yang dilakukan atas dasar perbedaan kemampuan dan minat anggota organisasi. Tetapi juga harus terkoordinasi dengan baik agar tidak terjadi bekerja sendiri-sendiri tanpa memperhatikan tujuan sebenarnya yang akan dicapai.
4.       Pelimpahan wewenang harus sesuai dengan tanggung jawab.
5.       Penetapan hirarkhi wewenang dari atas sampai ke bawah harus dilakukan secara tegas agar dapat memberikan gambaran pola hubungan kerja yang perlu dipelihara.
6.      Kesatuan arah. Maksudnya semua kegiatan semua sumber yang digunakan dalam organisasi harus mengarah pada tujuan yang sama.
7.      Adanya kesatuan perintah (unity of command). Setiap anggota kelompok hanya memiliki satu pimpinan atau atasan langsung, kepada siapa ia menerima perintah, memberikan laporan dan mempertanggungjawabkan kegiatannya.
8.  Batas kemampuan pengawasan (span of control). Span of control menggambarkan batas kemampuan seorang pemimpin secara langsung dalam mengawasi bawahannya dengan baik. Karena begitu banyaknya kemungkinan bawahan yang harus diawasi, pemimpin organisasi perlu mengenal karakter mereka dan mengembangkan strategi dasar kepengawasan efektif. Hal ini sangat diperlukan mengingat semakin kompleks dan besar jumlah anggota organisasi, maka transaksi hubungan antar staf dan pimpinan cenderung bertambah besar;
a)      Struntukur organisasi harus disusun sesederhana mungkin, sesuai dengan kebutuhan yang nyata.
b)   Pola dasar organisasi harus relatif permanen. Walaupun fleksi¬bilitas organisasi memang perlu untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan. namun janganlah dijadikan suatu hal yang prinsip. Selama tidak ada hal-hal yang sifatnya memaksa, maka pola dasar organisasi itu hendaknya tidak perlu diubah-ubah.
Keterampilan manajemen yang dibutuhkan
Sama halnya dengan manajemen keterampilan yang dibutuhkan terdiri dari tiga keterampilan yaitu,
1.     Keterampilan teknis (techinacal skills) melibatkan kemampuan untuk melakukan tugas dalam disiplin tertentu (seperti menjual produk atau mengembangkan peranti lunak) atau departemen tertentu (seperti pemasaran atau sistem informasi)
2.  Keterampilan hubungan manusia (human relation skills) melibatkan komunikasi dan motivasi:; keterampilan ini memungkinkan manajer untuk bekerja melalui dan bersama orang- orang. Keterampilan seperti ini juga meliputi keterampilan yang berhubungan dengan kepemimpinan, bimbingan, pembangunan moral, pendelegasian, pelatihan dan perkembangan, serta bantuan dan dukungan.
3. Keterampilan konseptual (conceptual skills) melibatkan kemampuan untuk menggambarkan organisasi sebagai satu keseluruhan dan hubungan antara berbagai bagiannya. Keterampilan konseptual dibutuhkan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, pengembangan sistem, analis masalah, pengambilan keputusan, koordinasi, dan pendelegasian.

Sebab keberhasilan dan kegagalan organisasi

Sebab keberhasilan organisasi :
1.      Kesatuan pimpinan dan perintah.
2.      Solidaritas yang tinggi.
3.      Pengambilan keputusan yang bijak dan cepat.
4.      Segala sesuatu yang berkaitan dengan masa depan suatu organisasi harus di musyawarahkan.
5.      Menjunjung tinggi nilai tanggung jawab dan disiplin.
6.      Kerja sama yang baik.

Sebab kegagalan organisasi :
1.      Tidak adanya komunikasi yang baik antara anggota organisasi dan pemimpin.
2.      Kekurang kompakan dalam organisasi.
3.      Kurang disiplin.
4.      Tidak bertanggung jawab pada suatu hal yang dikerjakan.
5.      Kerja sama tidak terlalu baik.



Sumber: Stoner, Freeman, Gilbert: Manajemen hal: 6
Nickels. McHugh, McHugh: Pengantar Bisnis hal: 279-282